Gubernur Federal Reserve (The Fed), Christopher Waller, memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral Amerika Serikat harus menurunkan suku bunga acuannya pada pertemuan kebijakan berikutnya. Ia bahkan meyakini akan ada beberapa kali pemangkasan dalam beberapa bulan mendatang untuk mengantisipasi potensi pelemahan di pasar tenaga kerja. Pernyataan ini disampaikannya sebagaimana dilansir dari MetroTVNews pada Kamis, 4 September 2025.
Menurut Waller, The Fed tidak harus terikat pada jadwal pemangkasan yang kaku dan berurutan. Ia menekankan bahwa penyesuaian kebijakan moneter akan sangat bergantung pada data-data ekonomi yang masuk, sehingga memberikan fleksibilitas bagi bank sentral untuk merespons kondisi terkini.
“Tidak perlu melakukan pemotongan suku bunga secara berurutan. Kita dapat melihat beberapa pemotongan, apakah itu setiap pertemuan atau setiap pertemuan lainnya, kita perlu melihat apa yang dikatakan data,” ujar Waller.
Dari pernyataan itu, dijelaskan bahwa laju dan frekuensi penurunan suku bunga akan bersifat adaptif, bukan sebuah siklus pemangkasan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Lebih lanjut, Waller juga menyinggung dampak tarif yang menurutnya berfungsi layaknya pajak dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi tahun ini. Meskipun demikian, ia mengklarifikasi bahwa tarif tidak akan memicu inflasi jangka panjang. Ia optimistis laju inflasi akan mulai kembali ke target ideal dua persen dalam kurun waktu enam hingga tujuh bulan ke depan, dengan ekspektasi inflasi yang tetap terjaga. Di sisi lain, Waller menepis kekhawatiran pasar akan adanya resesi.
“Saya sama sekali tidak melihat resesi dalam perkiraan saya,” tegasnya.